Inderapura kaki ku berjejak
Bawa amanah tinggi menggunung
Di mana sahaja bumi ku pijak
Di sana langitnya pasti ku junjung
Gunung Tahan teguh berdiri
Langit dan bumi bagai bertaut
Tugas bertambah berperi-peri
Cabaran mendatang tetap ku sambut
Rotan Pahang banyak duri
Tempat hinggap burung tempua
Bersama suri peneman diri
Dulu sendiri kini berdua
Akal berfikir mata merenung
Jalan dicari merata-rata
Semangat berjuang kian menggunung
Menunggu peluang mencapai cita
Gading bertuah di puncak Tahan
Berakit baginda di Sungai Pahang
Bumi Pahang bumi pahlawan
Ku ambil semangatnya bekal berjuang
Sunday, May 22, 2011
Sunday, April 18, 2010
Pantun Seri Siantan
Berpuput bayu di tengah bendang
kabus memutih di jerai puncak
terpaut kalbu melimpah sayang
tersimpul kasih berungkai tidak
kampung gelam bergenang padi
cahaya mega bertompok keruan
kusanjung salam ku tatang budi
jiwa dan raga untuk taruhan
kabus memutih di jerai puncak
terpaut kalbu melimpah sayang
tersimpul kasih berungkai tidak
kampung gelam bergenang padi
cahaya mega bertompok keruan
kusanjung salam ku tatang budi
jiwa dan raga untuk taruhan
Serangkap Pantun Untuk Tuanku Sultan Perak
Sungai Berliku mengalir lemah,
Riak berseri ilham biduan,
Semoga Tuanku dirahmati Allah,
Rakyat negeri sentiasa doakan.
Nilainya intan telah termasyhur,
Pancarnya sarat tidak terkira,
Tuanku Sultan berbudi luhur,
Membela rakyat dari sengsara.
Cantik laku sopan bicara
Tutur menawan bermadah seloka,
Seandainya Tuanku sihat sejahtera,
Rakyat sekalian menumpang suka.
Bila biduan berlagu sayu,
Madahnya indah makna tersirat,
Tuankulah tuan bangsa Melayu,
Semoga Allah mengurniakan rahmat.
Riak berseri ilham biduan,
Semoga Tuanku dirahmati Allah,
Rakyat negeri sentiasa doakan.
Nilainya intan telah termasyhur,
Pancarnya sarat tidak terkira,
Tuanku Sultan berbudi luhur,
Membela rakyat dari sengsara.
Cantik laku sopan bicara
Tutur menawan bermadah seloka,
Seandainya Tuanku sihat sejahtera,
Rakyat sekalian menumpang suka.
Bila biduan berlagu sayu,
Madahnya indah makna tersirat,
Tuankulah tuan bangsa Melayu,
Semoga Allah mengurniakan rahmat.
Monday, March 29, 2010
KHABAR DARI SULUH BUDIMAN UPSI
Padang yang hijau berbagai acara
Hinggap tiung mencari makanan
Bangunannya indah pusaka bitara
Tersergam megah mendakap kenangan
Awan putih menghias angkasa
Sinar terlindung ditabir awan
Tempat melatih cendikiawan bangsa
Di sinilah lahirnya pendidik budiman
Ambil kendi bawa ke taman
Jalan berlenggok bagai menari
Warga berbudi manis senyuman
Sopan dan santun menghias diri
Bawa berburu busar suasa
Busar indah sarat ukiran
Semoga guru terus berjasa
Rakyat segala memohon kejayaan
Hinggap tiung mencari makanan
Bangunannya indah pusaka bitara
Tersergam megah mendakap kenangan
Awan putih menghias angkasa
Sinar terlindung ditabir awan
Tempat melatih cendikiawan bangsa
Di sinilah lahirnya pendidik budiman
Ambil kendi bawa ke taman
Jalan berlenggok bagai menari
Warga berbudi manis senyuman
Sopan dan santun menghias diri
Bawa berburu busar suasa
Busar indah sarat ukiran
Semoga guru terus berjasa
Rakyat segala memohon kejayaan
Tuesday, September 8, 2009
Sekilas rasa hati
Batang buluh dikerat-kerat
Buat menongkat si pohon lada
Hati gundah terasa berat
Mengenang urusan masih tertunda
Kaki melangkah terasa berat
Meninggalkan desa indah dan permai
Hari berlalu umur meningkat
Bilakah masa cita-cita tercapai
Anak ikan si anak udang
Bermain-main di daun kangkung
Sebesar-besar gunung dipandang
Besar lagi masalah ditanggung
Ambil selendang sangkut ke bahu
Cantik sepadan berbaju kurung
Untung nasib belum ku tahu
Adakah rezeki memperoleh untung
Walau pun sukar diri gagahi
Berkorban nyawa sanggup kernanya
Segala berlaku ketentuan ILLAHI
Siapa lah kita nak mempertikaikannya
Buat menongkat si pohon lada
Hati gundah terasa berat
Mengenang urusan masih tertunda
Kaki melangkah terasa berat
Meninggalkan desa indah dan permai
Hari berlalu umur meningkat
Bilakah masa cita-cita tercapai
Anak ikan si anak udang
Bermain-main di daun kangkung
Sebesar-besar gunung dipandang
Besar lagi masalah ditanggung
Ambil selendang sangkut ke bahu
Cantik sepadan berbaju kurung
Untung nasib belum ku tahu
Adakah rezeki memperoleh untung
Walau pun sukar diri gagahi
Berkorban nyawa sanggup kernanya
Segala berlaku ketentuan ILLAHI
Siapa lah kita nak mempertikaikannya
Sunday, September 6, 2009
Pertengahan Ramadhan
Sinar mentari menyapa lembah
Berarak awan ditiup badai
Duduk sendiri terasa lelah
Menunggu kawan tak kunjung sampai
Siapa punya ulam pegaga
Enak hidangan letak dipiring
Hati tertanya terdetik menduga
Siapa gerangan yang datang seiring
Kalau sampan hilir ke baroh
Bawa sekali setandan nyior
Kolam ikan di Sungai Buloh
Membiak keli beribu ekor
Ukir gelang silang menyilang
Cincin perak disadur besi
Kuda riang bukan kepalang
Tangkas bergerak mempamer aksi
Berarak awan ditiup badai
Duduk sendiri terasa lelah
Menunggu kawan tak kunjung sampai
Siapa punya ulam pegaga
Enak hidangan letak dipiring
Hati tertanya terdetik menduga
Siapa gerangan yang datang seiring
Kalau sampan hilir ke baroh
Bawa sekali setandan nyior
Kolam ikan di Sungai Buloh
Membiak keli beribu ekor
Ukir gelang silang menyilang
Cincin perak disadur besi
Kuda riang bukan kepalang
Tangkas bergerak mempamer aksi
Monday, August 24, 2009
Ramadhan 2009
Mentari petang dilindung awan
Cuaca redup terasa senang
Tirai senja berlabuh perlahan
Ramadhan yang dirindu kembali menjelang
Pokok buluh melentur rendah
Gugur daunnya menimpa kepala
Ramadhan mulia penuh barakah
Tempat insan mengumpul pahala
Selera sungguh aroma makanan
Juadah dihidang lauk dan kuih
Wajah manis berjabat tangan
Sama berdiri menunai terawih
Rahmat diterima dari Illahi
Membalut duka di hati insan
Sayang menyayang kasih mengasihi
Duduk bertadarus sesama rakan
Azan dilaungkan merdu sekali
Manusia bersiap menyahut panggilan
Juadah berbuka sedap sekali
Sama merasa sesama jiran
Cuaca redup terasa senang
Tirai senja berlabuh perlahan
Ramadhan yang dirindu kembali menjelang
Pokok buluh melentur rendah
Gugur daunnya menimpa kepala
Ramadhan mulia penuh barakah
Tempat insan mengumpul pahala
Selera sungguh aroma makanan
Juadah dihidang lauk dan kuih
Wajah manis berjabat tangan
Sama berdiri menunai terawih
Rahmat diterima dari Illahi
Membalut duka di hati insan
Sayang menyayang kasih mengasihi
Duduk bertadarus sesama rakan
Azan dilaungkan merdu sekali
Manusia bersiap menyahut panggilan
Juadah berbuka sedap sekali
Sama merasa sesama jiran
Subscribe to:
Posts (Atom)